Mediainfo.biz – Presiden Prabowo menanggapi kasus Ammar Zoni dengan sikap tegas dan menyerukan pengawasan lembaga pemasyarakatan yang lebih serius untuk menekan peredaran narkoba.
Latar Belakang Kasus
Kasus yang melibatkan aktor Ammar Zoni telah menjadi sorotan publik setelah dilaporkan bahwa dia dipindahkan ke Pulau Nusakambangan — lapas super maksimum keamanan — karena dugaan keterlibatan dalam jaringan peredaran narkoba dari dalam tahanan.
Pihak kuasa hukumnya menyampaikan kritik bahwa pemindahan tersebut “terlalu ekstrem” dan berpotensi dipersepsikan sebagai perlakuan yang tidak proporsional. Sementara itu, Komisi XIII DPR RI sudah memperingatkan bahwa kasus Ammar Zoni mencerminkan adanya masalah sistemik di lembaga pemasyarakatan nasional.
BACA JUGA : Kemenangan Javier Milei: Awal Perjalanan Ramalan atau Tantangan Baru?
Apa Kata Presiden Prabowo Subianto?
Sebagai Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto mengambil sikap yang cukup jelas terkait perkembangan kasus ini. Meskipun belum ada pernyataan publik yang secara rinci membahas nama Ammar Zoni, ia melalui instansi terkait menegaskan komitmennya untuk menegakkan hukum dan memperkuat sistem pemasyarakatan. Misalnya, pemindahan warga binaan “high risk” seperti Ammar Zoni ke Nusakambangan merupakan sinyal bahwa pemerintah ingin menunjukkan tidak ada impunitas bagi pelaku kejahatan serius atau yang melakukan peredaran narkoba dari balik jeruji.
Lebih jauh, Presiden Prabowo menekankan bahwa penegakan hukum harus berjalan tanpa pandang bulu dan lembaga pemasyarakatan harus berada dalam pengawasan dan kontrol yang ketat. Dengan demikian, pemerintah berharap agar lembaga pemasyarakatan tidak menjadi “tempat transit” atau “tempat baru” bagi aktivitas kriminal, melainkan benar-benar fasilitas pembinaan yang menjamin keamanan, ketertiban, dan terakhir: reintegrasi sosial.
Analisis Sikap dan Dampak Kebijakan
- Sikap Tegas dan Simbolik
Pemindahan Ammar Zoni ke lapas maksimum menunjukkan bahwa pemerintah tidak akan mentolerir apapun yang berkaitan dengan peredaran narkoba — baik dari luar maupun dari dalam lembaga. Hal ini sekaligus sebagai bentuk simbolik bahwa sistem pemasyarakatan akan ditinjau ulang dari sisi pengamanan. - Mendorong Reformasi Lembaga Pemasyarakatan
Situasi ini memicu respons legislatif untuk memperkuat pengawasan lembaga pemasyarakatan. DPR telah mempertimbangkan pembentukan panitia kerja (panja) untuk mengusut persoalan di lapas dan rutan, termasuk bagaimana seorang narapidana bisa tetap melakukan aktivitas ilegal dari dalam tahanan. Dengan demikian, Presiden dan pemerintah berada di posisi yang mendukung reformasi sistem — bukan sekadar kasus individu. - Potensi Kritik dan Tantangan
Meski sikap tegas penting, ada beberapa tantangan:
- Apakah pemindahan ini transparan dan memenuhi hak-hak hukum narapidana? Kuasa hukum Ammar Zoni mempertanyakan prosedurnya.
- Perlu dihindari persepsi bahwa tindakan ini bersifat “kejam” atau tidak manusiawi — karena publik juga menilai bagaimana perlakuan terhadap narapidana harus tetap sesuai dengan HAM dan prosedur.
- Reformasi sistem pemasyarakatan membutuhkan anggaran, pelatihan, dan mekanisme akuntabilitas yang bukan sekadar slogan — dan Presiden Prabowo telah memberi sinyal bahwa ini bagian dari agenda pemerintah.
Implikasi untuk Publik & Pengguna Media
- Bagi masyarakat umum, respons Presiden Prabowo mengirimkan pesan bahwa peredaran narkoba tetap menjadi prioritas nasional dan setiap elemen—termasuk figur publik—akan diawasi.
- Bagi media, hal ini menjadi momen untuk mengawasi lebih lanjut: bagaimana implementasi dari kebijakan pemindahan dan pengawasan lapas berjalan, serta bagaimana narapidana seperti Ammar Zoni mendapatkan hak-haknya.
- Untuk keluarga narapidana atau kelompok yang terlibat rehabilitasi, ini dapat menjadi titik awal untuk mendorong agar sistem pemasyarakatan di Indonesia tidak hanya memenjarakan, tapi juga membina dan merehabilitasi secara layak.
Kesimpulan
Kasus Ammar Zoni memang menarik dari sisi selebritas, namun yang penting adalah dimensi sistemik yang diangkat melalui respons Presiden Prabowo dan pemerintahan — yaitu bahwa penegakan hukum, reformasi pemasyarakatan, dan pengawasan lembaga negara harus berjalan secara konsisten. Sikap tegas yang ditunjukkan oleh Presiden menunjukkan bahwa pelaku kejahatan narkoba — bahkan yang berstatus narapidana — tidak akan memperoleh perlakuan istimewa. Namun, tantangannya adalah bagaimana hak-asasi dihormati, prosedur dijalankan dengan benar, dan reformasi yang dijanjikan benar-benar berlangsung.






