Mediainfo.biz – Dalam laporan Q2, NVIDIA mengungkap bahwa dua pelanggan anonim menyumbang hampir 39% pendapatan—menimbulkan kekhawatiran risiko ketergantungan berlebih.
1. Pengungkapan Mengejutkan: Dua Pelanggan Kuasai 39% Pendapatan Q2
Dalam laporan keuangan kuartal kedua FY2026, NVIDIA menyatakan bahwa dua pelanggan anonim—disebut sebagai “Customer A” dan “Customer B”—bertanggung jawab atas hampir 39% dari total pendapatan kuartal tersebut. Customer A menyumbang sekitar 23%, sedangkan Customer B sekitar 16%. Presentase ini jauh lebih tinggi dari tahun sebelumnya, ketika kontribusi keduanya hanya mencapai 14% dan 11%.
2. Bagaimana Ini Terjadi? Peran “Direct Customers” dan Cloud
NVIDIA menyebut kedua pelanggan tersebut sebagai “direct customers”, yaitu perusahaan yang membeli langsung chip NVIDIA untuk dirakit menjadi sistem atau perangkat yang kemudian dijual kembali—bukan konsumsi akhir oleh mereka sendiri. Mereka memungkinkan aliran ke cloud provider, lembaga pemerintah, atau perusahaan besar lainnya.
Sementara itu, beberapa “indirect customers” juga menyumbang lebih dari 10% pendapatan, namun lewat jalur Customer A atau B. CFO Colette Kress mengungkap bahwa sekitar 50% pendapatan dari segmen data center —yang menyumbang 88% dari total pendapatan NVIDIA—dipicu oleh cloud service providers.
3. Risiko Tinggi: Ketergantungan Terpusat
Volume pendapatan yang bergantung pada hanya dua pelanggan utama memicu kekhawatiran di kalangan analis dan investor. Jika salah satu pelanggan mengurangi pesanan, dampaknya bisa sangat signifikan. HSBC bahkan memberi peringatan bahwa tanpa adanya klaritas atas capex cloud pada 2026, potensi kenaikan laba atau katalis harga saham mungkin terbatas.
Meskipun spekulasi mengarah kepada perusahaan seperti Microsoft, Meta, Amazon, Google, atau Oracle, NVIDIA belum mengungkap identitas pelanggan tersebut.
4. Perbandingan Tahun Sebelumnya: Konsentrasi Pelanggan Semakin Tinggi
Isu konsentrasi pelanggan bukanlah hal baru. Di kuartal I FY2026, empat pelanggan utama saja menyumbang 54% dari total pendapatan sekitar USD 44,1 miliar—dengan masing-masing memberikan antara 11% hingga 16%. Ini menandakan tren yang makin meningkat: dari keragaman pelanggan menuju ketergantungan terhadap beberapa akun besar.
5. Spekulasi Pasar: Siapakah Mereka?
Banyak pengamat menebak bahwa pelanggan misterius ini adalah hyperscalers—raja cloud computing dan AI Infrastruktur—seperti Microsoft (Azure), Amazon (AWS), Google (Cloud), Meta, atau Oracle. Selain itu, nama-nama OEM/ODM atau sistem integrator seperti Foxconn, Quanta, atau Dell juga disebut-sebut sebagai calon direct customers.
6. Implikasi Bisnis dan Strategi NVIDIA
Ketergantungan tinggi terhadap beberapa pelanggan menciptakan risiko volatilitas revenue. Namun, permintaan AI dan data center tetap kuat, dan CEO Jensen Huang menekankan bahwa NVIDIA di jalur untuk merebut hingga 70% dari investasi pembangunan AI data center yang diperkirakan mencapai USD 3–4 triliun di akhir dekade.
Strategi diversifikasi juga tengah dijalankan melalui penetrasi segmen “neocloud”, lembaga pemerintah, dan perusahaan fokus AI selain hyperscalers tradisional.
7. Kesimpulan dan Outlook
NVIDIA berhasil mencatat pertumbuhan luar biasa berkat booming AI dan data center. Namun, ketergantungan signifikan pada dua pelanggan besar mengundang pertanyaan soal kestabilan jangka panjang. Transparansi identitas pelanggan dan upaya perluasan basis konsumen menjadi kunci penguatan strategi bisnis perusahaan.