Mediainfo.biz – Pada 16 September 2025, Gaza City dijatuhkan serangan darat intensif dari Israel . Artikel ini ulas kronologi, dampak, dan respons internasional.
Pada 16 September 2025, militer Israel (IDF) memulai fase baru berupa serangan darat secara besar-besaran ke Kota Gaza (Gaza City) dalam konflik yang sudah berlangsung berlarut-larut antara Israel dan Hamas. Langkah ini dianggap eskalasi signifikan, mengingat banyaknya warga sipil yang terdampak dan situasi kemanusiaan yang memburuk. Artikel ini membahas kronologi serangan, dampak kemanusiaan, posisi para pihak, serta reaksi dalam dan luar negeri.
Kronologi Serangan Darat
Serangan darat ini bukan dimulai secara mendadak, melainkan setelah beberapa hari persiapan intensif. Militer Israel sebelumnya telah memperingatkan penduduk agar mengungsi dari beberapa bagian Gaza City, khususnya area-area yang dianggap strategis atau menjadi basis pertahanan Hamas.
Pagi hari tanggal 16 September 2025, IDF mengerahkan tank, infanteri, dan kendaraan lapis baja (termasuk kendaraan tempur remote-controlled dengan muatan peledak) untuk menembus area padat penduduk di Gaza City. Serangan darat ini disertai dukungan artileri, udara, dan laut. Tujuannya adalah untuk menghancurkan infrastruktur Hamas, menguasai area strategis dalam kota, dan melemahkan kemampuan militan dalam mempertahankan posisi mereka.
BACA JUGA : Tips Menjaga Kesehatan Jantung Sejak Dini
Dampak Kemanusiaan dan Kondisi Sipil
Serangan ini menyebabkan dampak berat bagi warga sipil Gaza. Berikut sejumlah dampak yang tercatat:
- Ribuan warga sipil mengungsi ketika pertempuran memasuki area-area padat penduduk. Banyak dari mereka bergerak ke selatan kota atau ke area-area di mana menurut instruksi militer dianggap relatif lebih aman.
- Laporan dari kementerian kesehatan Gaza menyebut banyak korban luka-luka dan jiwa hilang akibat serangan darat dan ledakan di sekitar area pemukiman.
- Infrastruktur vital seperti rumah penduduk, fasilitas kesehatan, dan layanan publik mengalami kerusakan atau terganggu. Jaringan telekomunikasi juga dilaporkan padam di beberapa wilayah, yang memperparah isolasi warga yang terdampak.
- Krisis kemanusiaan makin mendalam: kekurangan makanan, air bersih, perlindungan, dan layanan kesehatan menjadi masalah akut. Banyak korban tidak dapat dengan mudah mengakses bantuan karena situasi keamanan dan akses yang terhambat.
Posisi dan Tujuan Pihak Israel
Menurut pernyataan resmi dari pemerintah Israel dan militer:
- Israel menyebut bahwa operasi ini adalah bagian dari upayanya untuk “menyisir” infrastruktur militan Hamas yang ada di dalam Gaza City.
- Tujuan lain yang disebut ialah memastikan keamanan warga Israel, membebaskan sandera yang dianggap masih ditahan oleh Hamas, dan meringankan ancaman keamanan yang dianggap memancar dari Gaza City.
- Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, dalam beberapa pernyataannya menegaskan bahwa “Gaza is burning”, sebagai gambaran eskalasi dan tekad militer dalam menghancurkan basis musuh.
Kritik dan Reaksi Internasional
Serangan darat ini segera mendapat kecaman dari berbagai pihak dalam komunitas internasional:
- PBB, lembaga hak asasi, dan organisasi kemanusiaan menyoroti tingginya risiko terhadap warga sipil dan melihat operasi militer seperti ini sebagai potensi pelanggaran hukum humaniter internasional.
- Beberapa negara dan tokoh internasional menyerukan gencatan senjata dan perundingan untuk menghindari eskalasi lebih lanjut serta mengurangi dampak kemanusiaan.
- Hamas dan faksi-faksi Palestina mengecam tindakan Israel, menuduh adanya target yang sebelumnya dalam gencatan senjata, dan menuduh operasi ini sebagai tindakan agresi yang merugikan warga sipil.
Tantangan & Kontroversi
Serangan ini memicu sejumlah pertanyaan dan tantangan hukum serta moral:
- Keselamatan warga sipil
Dengan area padat penduduk sebagai sasaran utama, bagaimana jaminan bahwa warga sipil tidak menjadi korban? Apakah jalur evakuasi dan perlindungan memadai? - Hak untuk berlindung
Beberapa laporan menyebut bahwa warga tidak memiliki banyak opsi aman, dan instruksi evakuasi sering kali tersebar atau terlambat. - Akuntabilitas dan transparansi
Pihak internasional menuntut transparansi dalam hal target militer, bukti bahwa operasi tidak melanggar hukum perang, dan bahwa pihak militer Israel mematuhi standar hak asasi. - Ketahanan perang dan dampak jangka panjang
Perang yang berkepanjangan menimbulkan dampak traumatis bagi masyarakat, kerusakan infrastruktur, serta beban ekonomi dan sosial yang besar.
Kesimpulan
Serangan darat Israel ke Gaza City pada 16 September 2025 menandai eskalasi serius dalam konflik yang sudah berlangsung lama. Operasi ini menggabungkan pasukan darat, tank, kendaraan tempur berpengendali jarak jauh, serta dukungan udara dan artileri. Tujuan yang diklaim adalah menghancurkan jaringan Hamas, mengambil alih area strategis, dan membebaskan sandera — namun dampak terhadap warga sipil dan infrastruktur tidak dapat diabaikan.
Reaksi internasional menggarisbawahi yén selain justifikasi keamanan, operasi semacam ini harus selalu dilihat dari perspektif kemanusiaan dan hukum internasional. Perlindungan warga sipil, akuntabilitas, serta upaya penyelesaian konflik melalui jalur diplomasi tetap menjadi poin penting yang harus dipertimbangkan.