Mediainfo.biz – BlackRock kembali membeli obligasi pemerintah Indonesia tenor 10–15 tahun. Minat kuat investor global ini dorong yield tetap menarik dan dukung pasar modal.
1. BlackRock Kembali Tertarik Obligasi Pemerintah Indonesia
Baru‑baru ini, BlackRock Inc., salah satu manajer aset global terbesar, kembali menunjukkan minatnya pada obligasi pemerintah Indonesia—khususnya tenor panjang antara 10 hingga 15 tahun. Langkah ini mencerminkan kepercayaan institusi global terhadap stabilitas fiskal dan potensi imbal hasil Indonesia meski tengah menghadapi ketidakpastian politik domestik.
2. Mengapa BlackRock Memilih Tenor Panjang RI Sekali Lagi?
Beberapa alasan utama menjadi pemicu strategi ini:
- Imbal hasil menarik: Yield obligasi 10 tahun Indonesia berada di kisaran 6,32 % akhir Agustus 2025—masih jauh dari rekor tertinggi dan lebih tinggi dari yield AS, membuat SBN Indonesia lebih menarik bagi investor asing.
- Diversifikasi geografi: Ketika investor global mulai menghindari pasar AS atau memperhatikan potensi volatilitas, obligasi Asia, termasuk Indonesia, menjadi alternatif strategis.
- Kompensasi risiko memadai: Meskipun politik domestik sempat bergejolak, BlackRock menilai imbal hasil dari obligasi tenor panjang Indonesia cukup untuk mengganti risiko tersebut.
3. Tren Yield Tenor Panjang: Fluktuasi dan Arah ke Depan
Yield obligasi tenor panjang Indonesia seperti 10–15 tahun tetap menarik secara relatif. Sepanjang Agustus 2025, yield tenor 10 tahun turun sekitar 0,23 poin persentase dalam sebulan, namun tetap di atas kisaran 6%—menarik bagi investor asing dan domestik. Sementara itu, data historis memperlihatkan fluktuasi yield, namun saat ini masih berada dalam rentang optimal untuk investasi skala institusional.
4. Implikasi Bagi Pasar Obligasi Domestik dan Investor
- Masuknya modal asing (inflow): Aksi beli dari BlackRock diperkirakan mendorong momentum aliran dana asing ke pasar obligasi, mendukung stabilitas yield dan likuiditas.
- Penguatan sinyal pasar: Ketertarikan investor besar seperti BlackRock menjadi indikator positif bagi kepercayaan global terhadap kebijakan fiskal dan ekonomi Indonesia.
Menurut data, tahun 2025 menunjukkan potensi luar biasa untuk pasar obligasi Indonesia—didorong oleh kombinasi stabilitas makro, yield menarik, dan diversifikasi global yang mengarah ke pasar Asia.
5. Risiko yang Perlu Diwaspadai
Meski positif, ada sejumlah risiko yang tetap harus dicermati oleh investor:
- Perubahan kebijakan moneter global, seperti kenaikan suku bunga di AS, bisa menarik investor kembali ke Treasury AS dan menekan yield SBN.
- Volatilitas politik lokal dapat memengaruhi persepsi risiko, meski saat ini masih dalam level yang dianggap wajar oleh investor seperti BlackRock.
- Pergeseran sentimen global, terutama terhadap emerging markets, bisa memengaruhi arus modal meski yield menarik.
6. Kesimpulan & Outlook
BlackRock kembali menambah porsi investasi pada obligasi pemerintah Indonesia tenor 10–15 tahun karena imbal hasil yang menarik, stabilitas makro, dan diversifikasi portofolio global. Pergerakan ini menjadi sinyal positif bagi pasar modal, membuka peluang aliran dana asing yang lebih besar.
Ke depan, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pemerintah menjaga stabilitas fiskal, melanjutkan reformasi kebijakan, dan memastikan yield tetap kompetitif. Jika dikelola baik, momentum ini bisa memperkuat posisi Indonesia sebagai pasar obligasi yang kokoh dan menarik.