Taiwan menyiapkan anggaran pertahanan sebesar US$18 miliar untuk memperkuat militernya dalam menghadapi ancaman dan ketegangan dengan China.
Ketegangan di kawasan Asia Timur kembali meningkat setelah pemerintah Taiwan mengumumkan rencana anggaran pertahanan sebesar US$18 miliar. Langkah ini diambil sebagai bentuk persiapan menghadapi kemungkinan ancaman dari China, yang selama ini mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya.
Peningkatan anggaran ini menegaskan keseriusan Taiwan dalam memperkuat sektor militernya, sekaligus menjadi sinyal kuat bagi komunitas internasional terkait situasi geopolitik yang semakin kompleks di kawasan tersebut.
BACA JUGA : Keluarga Arya Daru Minta Perlindungan LPSK , Ada Kecurigaan
1. Latar Belakang Ketegangan Taiwan–China
Hubungan antara Taiwan dan China sudah lama tegang. Beijing menganggap Taiwan sebagai provinsi yang harus kembali ke pangkuan Tiongkok, bahkan dengan kekuatan militer bila diperlukan.
Sementara itu, Taiwan menegaskan dirinya sebagai entitas yang berdaulat. Perbedaan pandangan ini membuat kawasan Selat Taiwan menjadi salah satu titik rawan konflik terbesar di dunia. Latihan militer China di sekitar Taiwan semakin memperburuk kondisi, sehingga pemerintah Taiwan merasa perlu meningkatkan belanja pertahanan.
2. Rincian Anggaran Pertahanan Taiwan
Dengan total anggaran mencapai US$18 miliar, Taiwan akan mengalokasikan dana untuk berbagai kebutuhan strategis, antara lain:
- Modernisasi alutsista: Pembaruan pesawat tempur, kapal perang, dan sistem pertahanan udara.
- Penguatan teknologi militer: Investasi pada teknologi canggih seperti drone, rudal jarak jauh, dan sistem radar.
- Peningkatan kesiapan pasukan: Latihan militer rutin dan peningkatan kemampuan tempur pasukan cadangan.
- Kerja sama internasional: Penguatan hubungan dengan mitra strategis, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara sekutu di kawasan.
Dengan langkah ini, Taiwan berharap dapat meningkatkan deterrence atau daya tangkal terhadap potensi agresi.
3. Dukungan dari Amerika Serikat dan Sekutu
Keputusan Taiwan meningkatkan anggaran pertahanan tidak lepas dari dukungan Amerika Serikat. Sebagai mitra strategis, AS secara konsisten memberikan bantuan militer, termasuk penjualan senjata canggih kepada Taiwan.
Selain AS, beberapa negara demokratis di Eropa dan Asia juga menyuarakan dukungan moral terhadap Taiwan. Meskipun demikian, sebagian negara tetap berhati-hati agar tidak memperburuk hubungan dengan China yang merupakan kekuatan ekonomi global.
4. Reaksi China terhadap Langkah Taiwan
China menanggapi langkah Taiwan dengan tegas. Pemerintah Beijing menilai peningkatan anggaran pertahanan Taiwan hanya akan memperbesar risiko konflik. Menurut pandangan China, langkah Taiwan tersebut merupakan bentuk provokasi yang didukung oleh campur tangan asing.
Meski demikian, Taiwan berpendapat bahwa memperkuat militer adalah hak kedaulatan setiap negara atau entitas berdaulat, terutama dalam menjaga keamanan rakyatnya.
5. Dampak Geopolitik dan Ekonomi Regional
Kenaikan anggaran pertahanan Taiwan hingga US$18 miliar tentu memiliki dampak luas, baik dari sisi geopolitik maupun ekonomi:
- Geopolitik: Kawasan Asia Timur akan semakin menjadi pusat perhatian dunia, khususnya bagi negara-negara yang berkepentingan dengan jalur perdagangan internasional.
- Ekonomi: Ketidakpastian politik dapat memengaruhi pasar global, terutama sektor teknologi, karena Taiwan adalah produsen utama semikonduktor.
- Keamanan regional: Negara-negara di sekitar, termasuk Jepang, Korea Selatan, dan ASEAN, harus menyiapkan langkah antisipatif jika konflik meningkat.
6. Tantangan Taiwan dalam Pertahanan Nasional
Meski anggaran pertahanan meningkat signifikan, Taiwan tetap menghadapi sejumlah tantangan besar, seperti:
- Kesenjangan kekuatan militer: China memiliki anggaran pertahanan jauh lebih besar, mencapai ratusan miliar dolar.
- Keterbatasan sumber daya manusia: Jumlah personel militer Taiwan relatif kecil dibandingkan dengan militer China.
- Ketergantungan pada aliansi: Taiwan masih sangat bergantung pada dukungan Amerika Serikat dan sekutu untuk menyeimbangkan kekuatan.
Karena itu, Taiwan tidak hanya fokus pada peralatan militer, tetapi juga strategi asimetris untuk mengimbangi kekuatan lawan.
7. Prospek ke Depan
Langkah Taiwan menaikkan anggaran pertahanan menjadi US$18 miliar menunjukkan tekad kuat untuk mempertahankan posisinya di tengah tekanan China. Ke depan, Taiwan kemungkinan akan terus memperkuat kerja sama dengan sekutu internasional sekaligus mengembangkan teknologi militer mandiri.
Bagi komunitas global, langkah Taiwan ini menjadi pengingat bahwa stabilitas kawasan Asia Timur sangat rapuh. Diplomasi, dialog, dan kerja sama multilateral tetap diperlukan agar ketegangan tidak berubah menjadi konflik terbuka.
Kesimpulan
Peningkatan anggaran pertahanan Taiwan hingga US$18 miliar adalah respons langsung terhadap meningkatnya tekanan China. Dengan modernisasi militer, dukungan sekutu, dan strategi pertahanan baru, Taiwan berusaha meningkatkan daya tangkalnya.
Meski demikian, tantangan besar tetap ada, terutama perbedaan kekuatan militer dengan China yang sangat signifikan. Bagi Taiwan, memperkuat pertahanan bukan sekadar strategi militer, tetapi juga bentuk pernyataan politik bahwa mereka siap mempertahankan kedaulatan dan demokrasi di tengah gejolak geopolitik global.