“RAPBN 2026 disusun dengan defisit rendah dan fokus subsidi prioritas: pangan, energi, makanan bergizi, hingga pendidikan. Simak rincian anggaran dan langkah menuju keseimbangan fiskal.”
Pendahuluan
Mediainfo.biz – Pemerintah Indonesia, dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, telah mengusulkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dengan komposisi yang ambisius namun terukur. Dengan target defisit 2,48% dari PDB, RAPBN tahun depan dirancang untuk menuju anggaran seimbang dalam 3 tahun mendatang. Fokus utama difokuskan pada perluasan subsidi untuk pangan, energi, dan program sosial penting lainnya.
1. Defisit Terkendali dan Target Anggaran Seimbang
RAPBN 2026 dipatok sebesar sekitar Rp3.786,5 triliun (~US$234 miliar), dengan perencanaan pemasukan meningkat sekitar 9,8% dari tahun sebelumnya. Target defisit anggaran adalah 2,48% dari PDB, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, dan akan dijejaki secara bertahap menuju anggaran seimbang pada 2027–2028.
Pemerintah juga memastikan tidak ada pengenalan pajak baru pada 2026, melainkan fokus pada reformasi internal untuk meningkatkan efisiensi dan penerimaan.
2. Subsidi Pangan & Ketahanan Pangan
Pilar utama RAPBN 2026 adalah ketahanan pangan. Pemerintah mengalokasikan total sekitar Rp164,4 triliun, mencakup dukungan infrastruktur pertanian, perluasan lahan, distribusi pupuk subsidi (Rp46,9 triliun untuk 9,62 juta ton pupuk), dan penguatan Bulog sebagai buffer stock.
3. Energi Terbarukan & Ketahanan Energi
Paralel dengan pangan, pemerintah menyiapkan Rp402,4 triliun untuk mendukung energi berkelanjutan. Anggaran ini termasuk subsidi energi, insentif perpajakan, pengembangan energi terbarukan (surya, air, dan panas bumi), hingga transisi penuh ke energi hijau dalam 10 tahun mendatang.
4. Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Program unggulan lain adalah Free Nutritious Meals (MBG). Tahap awal mencangkup 20 juta penerima, namun pada RAPBN 2026 ditargetkan menyentuh hingga 82,9 juta siswa, ibu hamil, dan anak-anak, dengan alokasi anggaran sebesar Rp335 triliun.
5. Pendidikan, Kesehatan, dan Pemberdayaan Ekonomi
- Pendidikan: Alokasi terbesar dalam sejarah, sebesar Rp757,8 triliun. Dana ini digunakan untuk pengembangan sekolah, beasiswa, dan pelatihan vokasi.
- Kesehatan: Program cek kesehatan gratis dan peningkatan fasilitas medis mendapat dana sekitar Rp224 triliun.
- Ekonomi rakyat: Insentif untuk koperasi desa, UMKM, dan program modal usaha termuat dalam RAPBN, termasuk dana desa sebesar Rp60 triliun dan Rp83 triliun untuk koperasi Merah Putih.
6. Dukungan Partai Politik atas RAPBN
Berbagai fraksi di DPR menyatakan dukungan terhadap RAPBN 2026. Mereka menggarisbawahi pentingnya anggaran sebagai instrumen konstitusional untuk memperkuat kedaulatan pangan, energi, pendidikan, dan ekonomi rakyat. Beberapa fraksi seperti Golkar, PDIP, serta NasDem, menekankan bahwa transparansi dan efektivitas implementasi sangat krusial demi manfaat nyata bagi masyarakat.
7. Tantangan dan Peluang
Tantangan yang dihadapi pemerintah mencakup pencapaian target penerimaan tanpa pajak baru, efisiensi belanja, serta menjaga stabilitas makroekonomi dalam menghadapi ketidakpastian global.
Peluang yang terbuka antara lain peningkatan investasi di sektor pangan dan energi, transformasi digital di pendidikan dan kesehatan, serta pemberdayaan ekonomi lokal berbasis desa.
Kesimpulan
RAPBN 2026 memperlihatkan langkah ambisius Indonesia menuju fiskal seimbang sambil memperkuat jaringan subsidi strategis untuk pangan, energi, dan anak-anak. Melalui pendekatan komprehensif yang menyentuh sektor vital—pendidikan, kesehatan, dan ekonomi rakyat—Pemerintah berharap dapat mendongkrak kesejahteraan dan membawa transformasi menuju Indonesia yang mandiri, kuat, dan inklusif